Kamis, 06 November 2008

MENGIKIS KARANG PERUSAK HATI

Hati memainkan peran penting bagi perbaikan perilaku manusia.Jika ia rusak,rusak pula perilaku keseharian pemiliknya.Dan ajaran islam datang guna memperbaiki akhlak manusia."sungguh aku di utus untuk memperbaiki akhlak manusia" sabda nabi Muhammad saw.Perbaikan tersebut tidak saja dilakukan melalui tuntutan tuntutan lahiriyah semata,tapi juga menyentuh batas-batas jiwa.Dua dimensi ini saling melengkapi dan tak mungkin dipisahkan satu dan yang lainnya.Seorang muslim misalnya,tidak bisa disebut muslim yang baik,jika mengaku mencintai Allah dan rasulnya tapi tidak sholat.Sebab,cinta adalah wilayah jiwa yang meminta tindakan tindakan nyata.Sangat tidak masuk akal,seperti dipahami sebagaian orang,jika dengan alasan cinta yang begitu tinggi pada Allah swt,seseorang lalu boleh meninggalkan sholat.
Dalam konteks ini,Imam syafi'i mengilustrasikan kontradiksi dalam syairnya,"Anda bermaksiat pada tuhan,tapi mengaku mencintainya.Sungguh sebuah analogi yang menggelikan.Jika benar mencintainya,anda pasti mentaatinya.Sebab,pecinta selalu menuruti yang dicintainya"
Dalam proses perbaikan hati ini,ajaran islam yang diamalkan secara utuh menjadi faktor utama yang menggerakkan hati ke arah keteduhan dan ketenangan.Sebab,hati yang bersih dan dipenuhi iman dan takwa adalah hasil konkret dari ibadah dan amal yang shalih."sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman,beramal shalih dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran."
Meski demikian,dalam kenyataanya tidak semua hati dapat mudah menerima nasihat dan kebenaran.Karena maksiat dan lalai mengingat allah,hati menjadi keras ibarat karang.Sulit menerima kebenaran dan gembira dalam kemaksiatan.Model hati seperti inilah yang dilarang oleh Allah swt.
Ibnu rajab,seorang ulama terkemuka yang hidup pada tahun 736-795 H,merinci sebab-sebab hati menjadi keras dan sulit menerima hidayah sbb:
1.Banyak bicara.
Hal ini sesuai dengan sabda rasulullah saw,"Janganlah kamu banyak bicara kecuali dzikrullah.Sungguh,banyak bicara itu membuat hati menjadi keras.Dan orang yang paling jauh dari Allah swt adalah yang berhati keras," (HR Tirmidzi,Malik dan Baihaqi)
2.Banyak tertawa.
Kebiasaan buruk ini menjadikan hati menjadi lalai mengingat Allah swt,sehingga ia kehilangan ruh dan kesadaran jadi diri."Janganlah kalian banyak tertawa,karena itu dapat mematikan hati." (HR Tirmidzi & Ibnu majah)
3.Banyak makan.
Apalagi jika barang yang dimakan itu barang syubhat (meragukan) atau haram,atau diperoleh dengan cara yang sama.
4.Banyak dosa dan maksiat.
"Dosa ibarat sebuah titik hitam yang menempel dihati.Jika pelakunya bertobat,lalu meninggalkan kemaksiatannya dan memohon ampun kepada Alloh swt,hatinya berubah mengkilat.Jika kemaksiatannya bertambah,bertambah juga titik itu sehingga hatinya menjadi tinggi,sombong dan tak dapat menerima kebenaran." (HR Tirmidzi)
Lalu bagaimana membuat hati menjadi lembut dan mudah menerima kebenaran? Yahya bin mu'adz dan Ibrahim al-khawarij menggolongkannya dalam lima penawar hati yang kotor,yaitu:
1.Membaca alqur'an dan merenunginya.
2.Memperbanyak puasa.
3.Shalat malam.
4.Memperbanyak dzikir di
malam hari.
5.Berkumpul dengan orang-orang shalih.
Memperbanyak dzikir sangat bermanfaat untuk membersihkan hati.Dzikirlah yang membuat hati menjadi teduh dan tentram,sehingga dapat memandang dengan jernih segala persoalan yang dihadapi.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram,(QS ar-ra'ad:28)
Jangan biarkan hati kita keras seperti karang.Sulit menerima nasihat dan kebenaran.Mari kita bersihkan hati kita.Sekarang juga selagi kita bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo di spam..